Home Food Ternyata Begini Makna Roti Buaya dalam Pernikahan Betawi

Ternyata Begini Makna Roti Buaya dalam Pernikahan Betawi

1185
0
SHARE

Pernahkah kamu datang ke pernikahan yang digelar menggunakan adat Betawi? Jika iya, apakah kamu memerhatikan keberadaan roti unik berbentuk buaya dipajang pada sisi mempelai? Tidak peduli apakah nikah di hotel Jakarta, di rumah, atau di aula gedung tertentu, kamu pasti akan menemukannya di pernikahan dengan adat Betawi. Bahkan meskipun bukan menggunakan adat Betawi, tetapi jika salah satu mempelainya adalah orang Betawi asli, roti ini pasti tetap ada.

Kenapa begitu ya?

Ternyata alasannya ada pada makna dari roti unik tersebut. Nah biar kamu tidak penasaran, berikut ini penjelasannya!

Roti buaya merupakan simbol cinta yang dipilih oleh masyarakat Betawi. Hal ini terinspirasi dari masyarakat Eropa yang menggunakan bunga sebagai simbol cinta. Pemilihan roti berbentuk buaya didasarkan pada makna roti yang menunjukkan kemapanan dan juga buaya berdasarkan pada sifat yang dimiliki oleh hewan buas ini.

  • Roti

o  Pada masa lalu, roti hanya bisa dikonsumsi oleh bangsawan saja sehingga dianggap sebagai simbol kemapanan. Harapannya kedua mempelai dapat hidup mapan setelah menikah.

  • Buaya

o   Kesetiaan, masyarakat Betawi percaya bahwa buaya hanya menikah satu kali seumur hidupnya. Diharapkan kedua mempelai dapat saling setia hingga akhir waktu.

o   Kesabaran, buaya dapat sabar menanti hewan buruannya untuk waktu yang lama. Diharapkan kedua mempelai dapat menjalani pernikahan dengan penuh kesabaran.

Roti buaya diberikan oleh mempelai pria pada mempelai wanita pada saat sebelum ijab kabul. Setelahnya akan dipajang selama acara resepsi. Dulu, roti buaya ini tidak boleh dikonsumsi, hanya boleh dipajang saja. Setelah resepsi selesai, maka roti akan dipajang di rumah sebagai tanda dan dibiarkan begitu saja. Maknanya adalah, agar kedua mempelai bersama hingga akhir hayat layaknya sepasang roti buaya tersebut.

Namun, karena menuai banyak protes akibat merasa bahwa roti tersebut jadi terbuang mubazir, maka roti buaya boleh dikonsumsi seusai acara. Itulah sebabnya, roti buaya yang awalnya dibuat tawar sekarang diberikan isian agar terasa nikmat saat dimakan. Tekstur dari roti ini juga empuk. Mengenai ukurannya sendiri pembuat roti akan membuat sesuai dengan pesanan.

Namun, biasanya terdiri dari satu ukuran besar perlambang mempelai pria, dan satu ukuran kecil perlambang mempelai wanita. Terkadang ada yang menambahkan anak buaya sebagai lambang bahwa mempelai wanita siap untuk memberikan keturunan bagi suaminya setelah menikah nanti.