Rumah pohon mulai banyak diterapkan oleh berbagai hotel di Indonesia. Alasannya, karena saat ini masyarakat mulai lebih tertarik dengan hotel yang mengambil konsep back to nature dibandingkan dengan modern. Sebab, hotel dengan konsep ini cenderung mengambil lokasi yang masih sangat alami sehingga akan terasa sangat nyaman bagi masyarakat perkotaan yang mungkin sudah jenuh dengan pemandangan gedung bertingkat. Sayangnya, hingga saat ini belum banyak atau mungkin belum ada hotel di Makassar yang menggunakan konsep ini dengan rumah pohon di dalamnya.
Meskipun begitu, bukan berarti Makassar sama sekali tidak memiliki rumah pohon, loh. Bahkan, bisa dikatakan rumah pohon yang ada di sini sangatlah unik dan lain daripada rumah pohon lain pada umumnya. Mengapa begitu? Sebab, rumah pohon ini memanfaatkan barang bekas yang mungkin dianggap sampah oleh sebagian besar orang, sebagai dekorasinya.
Rumah pohon ini dibangun oleh Edi Suranta Ginting pada bulan Februari 2016, dan berlokasi di atas sebuah pohon yang ada di pinggir Sungai Masamba. Tujuan dari Edi Suranta membangun rumah pohon ini adalah sebagai lokasi belajar bahasa inggris untuk masyarakat lokal. Mengenai gurunya sendiri, beberapa di antaranya adalah turis asing yang sedang berkunjung ke Makassar dan mengajar di sana. Itulah sebabnya, guru di sana sering berganti-ganti. Namun, ada seorang guru bahasa inggris yang tetap mengajar di sana, yaitu Devita Uli Manalu.
Selain untuk kegiatan belajar bahasa inggris, pendirian rumah pohon tiga lantai ini juga ditujukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pemberdayaan sampah dan limbah kotoran agar dapat kembali dimanfaatkan. Di sini, masyarakat tidak hanya diedukasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan dari sampah, tetapi juga bagaimana cara mengolah kembali sampah non organik. Misalnya, dikreasikan menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Meskipun tujuan awal pembangunan rumah pohon ini adalah sebagai sarana edukasi, kenyataannya banyak wisatawan mancanegara, domestik, bahkan warga Makassar sendiri yang berkunjung ke sini untuk berwisata. Namun, mereka hanya diijinkan untuk berfoto di area bawah rumah pohon dan tidak diijinkan memasuki rumah pohon. Sebab, area dalam rumah pohon merupakan area untuk belajar. Walaupun begitu, tetap tidak mengurangi minat mereka untuk datang dan berfoto di lokasi ini.
Hmm, sepertinya menarik ya berwisata edukasi ke rumah pohon ini. Bagamana denganmu, apa kamu tertarik untuk mengunjunginya saat berwisata ke Makassar?