Home Kesehatan Berbagai Gangguan Pada Plasenta yang Perlu Diwaspadai

Berbagai Gangguan Pada Plasenta yang Perlu Diwaspadai

535
0
SHARE

Ada banyak hal yang memengaruhi kesehatan janin pada ibu hamil. Itulah mengapa memeriksakan kandungan secara rutin ke dokter kandungan Jakarta wajib dilakukan. Dengan rutin memeriksakan diri ke dokter, Bunda tidak hanya mengetahui perkembangan janin saja, tetapi juga mendeteksi ketika terdapat masalah pada kehamilan. Misalnya saja jika terdapat gangguan pada plasenta.

Mengenal Apa Itu Plasenta

Plasenta adalah sebuah lapisan yang menempel pada rahim selama Bunda mengandung. Plasenta ini memiliki fungsi sebagai jalan untuk memasok nutrisi dan juga oksigen pada janin melalui tali pusar. Tidak hanya itu, sisa metabolisme yang dihasilkan oleh janin juga akan dibuang melalui plasenta untuk dikembalikan ke aliran darah Bunda. Nantinya sisa metabolisme ini akan dibuang bersamaan dengan sisa metabolisme dari Bunda sendiri.

Gangguan Plasenta yang Perlu Diwaspadai

Sebagai jalur pengantara nutrisi dan oksigen ke janin, bisa dibayangkan dampaknya pada janin ketika plasenta ini mengalami gangguan. Berikut ini, adalah beberapa gangguan yang bisa terjadi pada plasenta, yaitu:

  • Abrupsi Plasenta

Ini adalah kondisi di mana plasenta luruh sebagian maupun sepenuhnya dan terjadi sebelum waktunya persalinan. Gangguan ini umumnya terjadi ketika kehamilan melewati usia 20 minggu atau memasuki trimester ketiga. Tidak bisa diketahui penyebab pasti mengapa hal ini bisa terjadi, tetapi diperkirakan kebiasaan merokok dan penggunaan obat terlarang bisa menjadi faktor pemicunya. Gejala ibu hamil yang mengalaminya yaitu terjadinya pendarahan pada vagina, dan adanya kontraksi serta kram pada perut.

  • Plasenta Previa

Ini adalah kondisi di mana plasenta berada di bagian bawah rahim dan menutup mulut rahim atau jalan lahir baik secara sebagian maupun sepenuhnya. Biasanya terjadi pada awal kehamilan dan akan berkembang seiring pertumbuhan rahim. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya plasenta previa, seperti kehamilan kembar, posisi janin tidak sesuai yang seharusnya, bentuk rahim tidak normal, dan sebagainya. Ibu hamil yang mengalami masalah ini harus menjalani persalinan dengan operasi caesar jika usia kandungan sudah aman untuk melakukan persalinan.

  • Plasenta Akreta, Inkreta, dan Perkreta

Plasenta akreta adalah kondisi di mana plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim. Sementara plasenta inkreta adalah ketika plasenta tumbuh hingga mencapai otot rahim, dan plasenta perkreta adalah plasenta yang tumbuh hingga menembus seluruh dinding rahim. Pada plasenta perkreta, plasenta akan menempel pada organ lain seperti kandung kemih. Ketiga kondisi ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan pendarahan hebat pada ibu hamil saat melakukan persalinan.

  • Retensi Plasenta

Dalam kondisi normal, plasenta akan keluar 30 menit setelah bayi keluar atau persalinan. Ketika plasenta tidak keluar dan masih menempel pada dinding rahim setelahnya, maka disebut sebagai retensi plasenta dan termasuk komplikasi persalinan. Kondisi ini bisa sangat membahayakan ibu hamil karena dapat terjadi pendarahan. Dampak tersebut juga terjadi jika plasenta sudah keluar tetapi tidak utuh.

  • Insufisiensi Plasenta

Ini adalah kondisi di mana plasenta tidak berkembang secara sempurna yang bisa terjadi akibat dari kurangnya aliran darah ibu saat hamil. Tidak berkembangnya plasenta secara otomatis akan menghambat fungsinya sebagai jalur nutrisi dan oksigen ke janin, dan membuat janin tidak dapat berkembang secara normal. Insufisiensi plasenta bisa terjadi akibat dari anemia, hipertensi, maupun kebiasaan merokok.

Dengan melakukan pengecekan rutin pada dokter kandungan, Bunda bisa segera mendeteksi ketika ada masalah pada perkembangan plasenta. Dengan begitu, dokter bisa segera melakukan tindakan pengobatan terbaik sesuai dengan kondisi Bunda.