Heating, Ventilation and Air Conditioning (HVAC) merupakan sebuah sistem penting dalam bangunan komersial berkapasitas besar. Berguna untuk menghilangkan kelembapan dan mendinginkan interior gedung, HVAC terdiri dari beberapa komponen pelengkap, salah satunya adalah chiller gedung.
Melansir situs Senseware, secara umum chiller dapat diartikan sebagai komponen yang berfungsi untuk memindahkan panas dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Sistematika perangkat transfer panas ini bergantung pada refrigerant (bahan pendingin) yang tersirkulasi di dalam bagian-bagian chiller. Dengan demikian, chiller dapat juga disebut sebagai jantung dari sistem HVAC.
Lantas, bagaimanakah cara kerja chiller dalam sistem HVAC pada sebuah gedung? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut.
Cara kerja chiller
Prinsip kerja chiller mengikuti cara kerja alat kompresi atau penyerapan uap. Siklus ini berlangsung dengan bantuan refrigerant yang mengalir melalui empat bagian dalam chiller: kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Refrigerant akan terus dialirkan dalam chiller selama komponen ini bekerja.
Dikutip dari Egsean.com, siklus pemindahan panas dalam chiller dimulai dari proses kompresi, kondensasi, penurunan tekanan, dan berakhir pada proses evaporasi. Uraian keempat proses ini adalah sebagai berikut:
- Proses kompresi. Proses kompresi chiller terjadi ketika refrigerant terlepas dari evaporator menuju kompresor. Refrigerant yang mulanya berwujud gas/uap serta bertemperatur dan bertekanan rendah, akan dikompresi hingga tekanan dan temperaturnya naik. Setelah itu, refrigerant akan dialirkan ke dalam kondensor.
- Proses kondensasi. Seperti namanya, dalam proses ini refrigerant akan berubah wujud—dari gas/uap menjadi cair. Akibat proses ini pula refrigerant yang sudah berbentuk cair memiliki temperatur yang lebih rendah dari sebelumnya. Akan tetapi, tekanannya masih tinggi. Kemudian, refrigerant akan dialirkan menuju katup ekspansi.
- Proses penurunan tekanan. Cairan refrigerant bertemperatur rendah dan bertekanan tinggi yang keluar dari kondensor akan diolah dalam katup ekspansi. Di sini, tekanan refrigerant yang masih tinggi akan diproses agar menurun. Saat temperatur cairan refrigerant sudah berhasil turun, ia akan dialirkan menuju evaporator.
- Proses evaporasi. Cairan refrigerant bertemperatur dan bertekanan rendah yang keluar dari katup ekspansi akan bertemu dengan air yang melewati evaporator. Di sini, cairan refrigerant kembali berubah menjadi gas/uap sebab air yang melewati evaporator memiliki temperatur yang lebih tinggi daripada Selanjutnya, refrigerant akan dialirkan kembali menuju kompresor. Alur keempat proses ini akan terus berulang hingga chiller menghasilkan temperatur ruangan sesuai yang diinginkan.
Demikianlah penjelasan mengenai cara kerja transfer panas dalam chiller. Usai panas pada media air terpisah sempurna, cairan ini akan dialirkan ke dalam FCU dan AHU dalam HVAC untuk mendinginkan udara. Terakhir, udara dingin yang telah dihasilkan dalam dua komponen tersebut akan didistribusikan ke dalam tiap ruangan di dalam gedung komersial berkapasitas besar. Tentunya, sistem tersebut dapat berfungsi sempurna hanya jika 4 tahap perawatan agar Chiller berfungsi optimal selalu diperhatikan.
Semoga informasi di atas bermanfaat, ya.